Menurut Iqna, Sheikh Ahmed al-Dur Al-Amili, seorang penceramah, penulis, dan penyair Ahlulbait (as) asal Lebanon, lahir di Sidon dan menyelesaikan pendidikan madrasahnya di kota suci Qom serta menyelesaikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi di mimbar dan khitobah di tempat-tempat suci di Irak. Kemudian ia kembali ke Lebanon dan mendirikan Institut Khitobah Tinggi Huseini (as), tempat ia terlibat dalam menyebarkan dan memublikasikan ajaran-ajaran mazhab Syiah dan itrah Ahlulbait (as).
Pada kesempatan kedatangan Idul Akbar Idul Ghadir, ia menyampaikan pesan video kepada hadirin tentang keutamaan Imam Ali (as) dalam ajaran dan riwayat Islam, yang dapat Anda saksikan dengan subtitle bahasa Persia.
Berikut ini adalah teks pernyataan Syekh Ahmad al-Dur al-Amili:
Allah swt telah memberikan kepada Imam Ali (as) keutamaan dan sifat-sifat yang tidak ditemukan pada orang lain. Bahkan kaum Muslim Syiah dan non-Syiah telah menulis banyak buku yang menggambarkan keutamaan Imam Ali (as).
Di antara ciri-ciri yang paling masyhur dan terkenal, yang diketahui dan disetujui oleh seluruh umat Islam, adalah kelahirannya di rumah Allah dan pernikahannya dengan wanita terhebat di dunia, Hadhrat Fatimah Zahra (as), putri dan keturunan Nabi Muhammad (saw), dan ciri-ciri lainnya.
Akan tetapi di antara semua sifat dan keistimewaan yang Allah swt khususkan kepada Imam Ali as, jika seorang muslim merenungkannya, akalnya, hatinya, seluruh perasaannya, dan seluruh dirinya, maka akan tampak bahwa setelah Rasulullah saw, hanya Imam Ali sajalah yang paling berhak mendapat perhatian dan kepedulian, tidak ada seorang pun yang lain.
Ciri tersebut dapat kita temukan dengan menelaah kitab-kitab, karya-karya, serta riwayat-riwayat tentang keutamaan Imam Ali (as) yang diriwayatkan dari para sahabat Nabi saw.
Jika kita merujuk pada riwayat-riwayat tentang keutamaan-keutamaannya, kita akan mendapati bahwa seluruh umat Islam telah menyebutkan, tanpa berlebihan, puluhan, ratusan, bahkan ribuan riwayat tentang keutamaan-keutamaan Amirul Mukminin (as). Sementara itu, ada kitab-kitab yang belum sampai kepada kita, tetapi para pengarang dan ulama telah menyebutkan bahwa, misalnya, ada puluhan ribu riwayat tentang keutamaan-keutamaan Ali (as), yang tentu saja bukan pembahasan kita. Bagi kita, keberadaan puluhan riwayat saja sudah cukup, yakni, jika kita mempertimbangkan sekurang-kurangnya apa yang dikatakan tentang keutamaan-keutamaan Imam Ali (as).
Beberapa dari riwayat ini telah dimasukkan oleh para penulis dalam buku-buku dan karya-karya mereka, beberapa telah mendedikasikan satu bab untuk mereka, dan beberapa bahkan telah menulis sebuah buku tentang keutamaan Imam Ali, seperti buku-buku yang telah kita lihat berjudul Manaqib Ali bin Abi Thalib atau Manaqib Amirul Mukminin (as) dll, dan diterima oleh semua Muslim. Dalam semua karya ini, kita melihat bahwa setiap orang menyadari fakta bahwa semua keutamaan ini telah diriwayatkan baik secara berulang-ulang atau terkenal, atau keasliannya telah dikonfirmasi oleh semua perawi, dan mereka semua sepakat bahwa ada lusinan keutamaan tentang Imam Ali (as). Sementara itu, di sisi lain, tidak ada ijma atau kesatuan teologis tentang pembuktian keberadaan bahkan satu keutamaan tentang orang-orang yang menganggap diri mereka lebih unggul daripada Imam Ali (as).
Sungguh aneh! Persoalan tentang Imam Ali (as) ini sungguh mengherankan. Para perawi berijma’ tentang puluhan keutamaan Imam Ali (as) tetapi tidak sepakat tentang keberadaan hanya satu keutamaan pada orang lain selain dirinya. Mereka bahkan tidak sepakat tentang satu pun karakteristik pada orang lain selain Ali (as). Pada saat yang sama, mereka membenarkan keberadaan puluhan keutamaan pada Imam Ali (as).
Oleh karena itu, kami menyimpulkan bahwa semua umat Islam, terlepas dari perbedaan mazhab, golongan, pendapat, dan kecenderungan, bahkan mereka yang suka menipu dan tertipu, sepakat bahwa Imam Ali (as) memiliki keutamaan-keutamaan dan menegaskan bahwa tidak seorang pun selain dia memiliki satu keutamaan yang disepakati secara universal. Artinya, hanya ada satu keutamaan pada orang yang menipu Imam atau menganggap dirinya lebih unggul darinya.
Bukankah ini alasan untuk banyak merenungkan dan mempertimbangkan metode dan pendekatan yang telah kita ambil dalam mengikuti Imam Ali (as). Oleh karena itu, banyak pertimbangan dan perenungan diperlukan. Insya Allah, semoga Allah membimbing kita semua ke jalan yang benar, jalan wilayah Amirul Mukminin (as). Wassalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh. (HRY)